PalmOil, a Golden Gift from Indonesia to the World: Author: Achmad Mangga Barani: Publisher: Directorate General of Estate Crops in colaboration with Sinar Mas, 2009: Original from: University of California, Berkeley: Digitized: Feb 10, 2017: ISBN: 97999799931160: Length: 102 pages : Export Citation: BiBTeX EndNote RefMan TheRitz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan blends five-star luxury with traditional elements in Indonesia's vibrant capital city. Mark your arrival at the hotel with a glass of jamu, an ancient remedy of herbs and spices, before retiring to some of the most generously sized guest rooms in Jakarta. SteamGift Card. ৳ 400.00 - ৳ 5,900.00. Delivery time: 5-10 minutes. First-class customer support available 24 hours a day by phone, chat, and e-mail, even at the midnight. (INSTANT REPLY & ANY HELP). Step-by-step instructions sent directly to your e-mail. Call our support team at +8801771447224. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Recommended for YouAllAnimeHome>REVIEW THE GIFT 2015 INDONESIA + PENJELASANNYA KAMU SUKA KEJUTAN? INI ADA KADO! ReviewFilm> Sajian romansa dengan tempo lambat memang sebuah anomali di tengah ramainya suguhan horor dan film action Hollywood. Namun kali ini Hanung Bramantyo memberanikan diri untuk mengantarkan Reza Rahadian dan Ayushita dalam pemaknaan cinta yang begitu dalam. Nggak ada yang salah dengan kedua aktor dan aktris berbakat tersebut. Hanya saja alur melodramatis yang seolah dipaksa dan berlebihan membuat film ini kehilangan jati diri. Bukan bermaksud membocorkan, tapi akhir film ini sungguh bisa jauh lebih baik. Ketika melihat poster film The Gift yang diunggah oleh akun Instagram resmi Reza Rahadian, saya menduga ini adalah film romansa biasa. Setelah mengetahui Reza berperan sebagai tuna netra, nggak dimungkiri jika ada kesempatan film ini bakal menarik. Kemudian saya perhatikan lagi posternya, ah, kok saya rasa bakal tahu ending-nya sih?Film garapan Hanung Bramantyo belakangan memang selalu dapat kritik karena seolah dibuat untuk kepentingan komersial semata dan abai akan nilai-nilai film itu sendiri. Yang penting ramai dan laku, ya, sudahlah. Sebenarnya nggak ada yang salah dengan film tipikal seperti itu, namun nggak ada salahnya juga menyuapi anak muda dengan tayangan yang asyik tapi tetap berkualitas. Bahkan sekadar memberikan pembelajaran terhadap sineas lain bahwa film yang ramai juga bisa disebut karya seni apik. Dan, Hanung adalah salah satu sutradara yang mungkin bisa ada yang salah dengan memilih Reza Rahadian dan Ayushita selain slentingan, “Kok Reza lagi sih?”Banyak banget orang yang protes perihal kembali dipaksa’ menyaksikan aksi Reza di layar lebar. Bukan karena meragukan kemapuannya, namun lebih mempertanyakan; memangnya nggak ada yang lain? Jawabannya adalah, nggak, memang nggak ada yang lain, My lov. Terlebih lagi, Hanung dan Reza sudah selayaknya bromance yang sering sekali terlibat proyek bersama, tentu ini jadi salah satu cara buat mengamankan produksi film. Ayushita juga tampil dengan jenius, mengimbangi bagaimana Reza yang tampaknya sudah mengeksplorasi Al Pacino yang berperan sebagai lelaki tuna netra di film Scent of A Woman 1992.Alur yang sangat lambat dengan beberapa shot yang surealis, sebenarnya cukup mendukung untuk membuat film ini berat’Salah satu scene di mana Harun sedang marah-marah, serem ih! via Awalnya film ini bercerita tentang seorang novelis bernama Tiana Ayushita yang sedang mencari inspirasi di Yogyakarta. Berbagai shot dramatis nggak luput dari keunikan Yogyakarta. Demi menceritakan latar belakang karakter yang penuh dengan lika-liku, alur film ini rela maju mundur dan dengan perlahan seperti pengen mendikte penonton bahwa tokoh Harun Reza Rahadian dan Tiana merupakan dua pribadi yang rapuh lalu bertemu untuk saling shot yang tampak imajinatif seperti berenang di luar jendela kamar juga menambah kesan bahwa film ini sangat berusaha diciptakan untuk menjadi film itu sendiri, bukan sekadar film dengan nilai komersil. Sayangnya alur yang lambat ini justru kehabisan rasa di tengah. Seolah diburu durasi film, bagian percintaan Tiana dan Harun kurang digali lebih dalam. Akhirnya penonton nggak banyak punya alasan untuk turut mengharapkan langgengnya hubungan kedua pasangan harus Italia?Sebenarnya dengan mengambil Yogyakarta, film ini sudah terasa cukup puitis’. Namun babak ketika setting beralih ke Italia, cenderung membuat saya bingung. Secara kebetulan ayah Harun bahkan tinggal di Italia dan ia akhirnya dirujuk untuk menjalani operasi mata di sana. Wow, kalau jodoh memang nggak ke mana! Namun lain halnya dengan cinta yang datang tiba-tiba, seharusnya pemilihan Italia sebagai setting selanjutnya punya alasan yang kuat. Jika setting-nya dialihkan ke Jakarta pun sebenarnya nggak akan merusak plot kok. Menurut hemat saya, lho, sebagai sobat miskin film ini sebenarnya dalam perjalanan menuju jati diri yang hakiki. Tapi penyelesaian akhirnya seperti membawanya terjun ke jurangTanpa bermaksud pengen membocorkan alur cerita, saya rasa saya harus membahas soal akhir film ini. Bagi kalian yang menganggap spoiler/bocoran adalah sebuah luka menyakitkan, silakan untuk berbesar hati, ya. Jangan lantas menuliskan kolom komentar dengan kata kasar, memaki penulis, dan kecewa bahwa ulasan ini mengandung bocoran yang cukup kurang ajar. Emosi itu akan sia-sia, my cerita film ini, jujur saja, lawak. Alih-alih ada penyelesaian jenius yang akan membuat hati penonton tergerus’, Hanung justru membuat banyak penonton membatin, “Klasik!” dengan penuh emosi. Sungguh sebuah ending yang seperti ini justru akan mengobrak-abrik usaha film ini yang sudah dimulai dengan establishing penuh rasa, konflik yang melibatkan karsa, tapi diakhiri dengan cukup memaksa. Bahkan seperti yang saya sampaikan di awal, ending film ini cenderung mudah ditebak sejak melihat poster. Betapa ngawurnya dugaan awal saya, tapi kok, ya, benar!The Gift 2018 sebenarnya sungguh bisa jauh lebih baik dari ini. Untuk mengulang kesuksesan Hanung sebagai sineas yang nggak hanya cari uang, tentu akan sangat sulit. Tapi bukannya nggak bisa, kan? Meski film The Gift belum bisa dikatakan berhasil, paling nggak film ini sudah berusaha berjalan pada jalur yang benar. Nggak apa-apa, karya selanjutnya akan segera datang. 😀 Skip to content Viu OriginalsDrama KoreaDrama JepangDrama AsiaVariety KoreaAnimeFilmDaftar/Masuk Akun Sinopsis The Gift Film The Gift adalah film Indonesia bergenre romantis yang menceritakan kisah seorang novelis bernama Tiana yang pergi ke Yogyakarta dan bertemu dengan Harun, seorang tunanetra yang membuat Tiana kesal karena memainkan musik dengan keras. Film garapan Seven Sunday Films ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dirilis pada 24 Mei 2018 dengan durasi 118 menit. Film ini juga dibintangi oleh Reza Rahadian, Ayushita, Dion Wiyoko dan Christine Hakim. Bagi penggemar film-film romance, terutama yang dibintangi Mas Reza, wajib banget nonton film Indonesia ini ya! Sinopsis The Gift Film The Gift mengisahkan seorang novelis muda bernama Tiana diperankan oleh Ayushita Nugraha. Dia rela pergi ke Yogyakarta dan menyewa tempat tinggal untuk dapat menghasilkan karya. Ternyata, tempat tersebut itu milik keluarganya Harun diperankan oleh Reza Rahadian. Dimulailah kisah baru antara kedua orang itu dengan mereka yang mulai menceritakan masa lalu masing-masing. Awal mereka bertemu adalah ketika Tiana terganggu oleh Harun yang memainkan alat musik dengan keras. Tiana tidak tahu kalau Harun adalah seorang tunanetra yang menutup diri dari lingkungan sekitarnya. Tiana mulai jatuh cinta kepada Harun dan membuat lelaki itu merasa hidupnya dipenuhi warna dengan kehadiran Tiana. Di samping itu semua, kepribadian Tiana yang mandiri membuat hubungan mereka menjauh dan terbatas. Ditambah lagi saat sosok Arie diperankan oleh Dion Wiyoko yang merupakan teman kecil Tiana saat masih tinggal di panti asuhan, muncul kembali di hadapan wanita itu dengan menunjukkan dirinya yang sudah sukses. Arie menyatakan cintanya kepada Tiana. Pemeran The Gift Berikut merupakan pemeran-pemeran dalam film The Gift Reza Rahadian sebagai Harun, seorang tunanetra yang dulu pernah mengalami kecelakaan dan memiliki bakat dalam hal-hal berbau seni. Ayushita Nugraha sebagai Tiana, seorang yatim piatu yang dulu tinggal di panti asuhan dan kini menjadi novelis muda serta pindah ke Yogyakarta. Dion Wiyoko sebagai Arie, teman masa kecil Tiana saat tinggal bersama di panti asuhan. Kini, ia sudah sukses dan mengejar cintanya kepada Tiana. Christine Hakim sebagai ibu panti, ia sangat baik dan sudah dianggap sebagai ibu sendiri oleh Tiana. Selain The Gift, film-film Indonesia lainnya yang disutradarai Hanung Bramantyo berhasil menyukseskan industri perfilman Indonesia dan banyak mendapat penghargaan, seperti film Ayat-Ayat Cinta, Rudy Habibie, Soekarno Indonesia Merdeka dan lain-lain. Makanya, jangan lewatkan film The Gift yang akan segera hadir di Viu bulan Agustus 2020 ini ya! Nonton Streaming / Download Film The Gift Full Movie di Viu The Gift full movie akan tayang segera di Viu bulan Agustus 2020 ini. Tontonan ringan dengan ide segar yang pasti menghibur ini jangan sampai terlewatkan! Nonton streaming atau download The Gift full movie secara eksklusif hanya di Viu! Aktifkan juga Viu Premium agar bisa nonton streaming dan download drama Korea terbaru dan nonton film online sepuasnya. Pastikan kamu juga sudah download Viu di smartphone agar bisa nonton koleksi drakorindo terlengkap, kshow, dan nonton movie online dari mana saja, kapan saja. Jangan lewatkan The Gift Full Movie hanya di Viu! About the Author Viu Providing the best and latest Asian content on your screen! Don't miss the best and latest Korean, Chinese, Thailand, Japanese, and of course Indonesian movies and dramas on Viu! Related Posts

the gift review indonesia